Bapakku Sosok Orangtua Terbaik



Oleh : Edi Cahyadinata,S.Pd.,M.M (Pengurus PGRI Kab. Tangerang)

Pada tanggal 03 Desember 1942 di dusun Ciduging Desa Sukanagara Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat , lahirlah  seorang bayi mungil , sehat dan berjenis kelamin laki laki putra dari pasangan Bapak Marja dan Ibu Tamah diberi nama oleh kedua orang tuanya Tarsan  .

Tarsan Bayi mungiL, sehat dan pekerja keras , dalam membantu kedua orang tuanya bertani dan berkebun tembakau , pada usia 7 tahun Tarsan masuk sekolah SR ( Sekolah Rakyat ), tamat dari SR tidak  bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena terbentur dengan biaya  akhirnya, dia bekerja  membantu perekonomian keluarganya.

Di usia 10 tahun Tarsan sudah mampu mengolah daun tembakau menjadi tembakau yang siap untuk dijual, disela sela kegiatannya ia suka ikut ikutan merokok menghisap tembakau hasil olahannya tersebut, sehingga pada usia 10 tahun sudah biasa menghisap tembakau  yang terbungkus oleh pahpir.

Di usia remaja Tarsan bertemu dengan pujaan hati ,Umsih namanya. Umsih putra dari Bapak Enab dan Ibu Timoh yang bertempat tinggal di Dusun Babakan Desa Cipaku Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang  Provinsi Jawa Barat. Dari pernikahannya dikaruniai 2 putra dan 1 putri. Anak pertama diberi nama Edi, anak yang kedua bernama Hamedi dan anak yang ketiga bernama Wawat. Anak kedua diusia 2 tahun sudah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa pergi untuk selamanya.

Berkat keuletan dan kerja kerasnya menjadi seorang ayah  yang menjalankan tugas dan kewajibannya, begitu juga istrinya melaksanakan tugas rumah tangganya dan tetap berbakti pada suami. Walaupun kehidupan yang seba kekurangan dan kesederhanaan dengan menjalankan masing masih tugas dan kewajiban sehingga terbentuklah keluarga bahagia yang penuh Rohmat dari Allah SWT .

Selama hidupannya Tarsan yang sudah menjelma menjadi seorang ayah yang penuh  tanggung jawab, tidak pernah menyia nyiakan waktu hanya untuk bersenang senang akan tetapi apapun dilakukan untuk berusaha menghidupi keluarganya. Jika musim penghujan tiba beliau bercocok tanam padi walau sawah yang dimiliki hasil pemberian orang tua ditambah sawah sewaan tidak luas yang penting cukup untuk mendapatkan persediaan makan keluarganya. Saat sawah tidak bisa diolah beliau berusaha ke kota dengan berjualan air bersih di Sunter Jakarta atau berjualan kacang tanah di Pasar Johar Karawang. Jika musim panen kebun terutama jagung, beliau berusaha membeli dari petani dan dijual ke Pasar Darmaraja yang jaraknya kurang lebih 7 km dengan berjalan kaki. Jika musim buah buahan terutama buah rambutan beliau juga membeli dari pemilik pohon dan dijual ke Pasar Darmaraja . sehingga dengan gambaran di atas Tarsan tipe orang pekerja keras dan pandai memanfaatkan peluang usaha.

Kedua anaknya pun tumbuh sehat dan berkembang sama seperti anak anak yang lainnya walaupun sedikit perbedaan karena mereka tak pernah berkumpul atau sekedar bermain seperti kebanyakan anak seusiannya, karena mereka merasa punya tugas membantu orang tuannya di rumah baik merapihkan rumah, masak atau memberi makan hewan piaraan .

Bapak Tarsan merupakan sosok ayah yang luar biasa sehingga dimata anak anaknya benar benar jadi panutan karena karena  cinta dan kasih sayang  terhadap keluarga;    Beliau juga seorang pendengar yang baik dan hangat dalam  keluarga, sabar dalam mendidik anak , menghindari dan menjaga konflik keluarga, tawakal  dan peka atas kesulitan yang dialami keluarga.  Tidak Putus asa jika ada masalah dalam keluarga ,  mengadukan kesulitan dan kesusahan hanya kepada Allah SWT. Dalam kesehariannya beliau tidak pernah marah jika anaknya bersalah, beliau menjadikan keduanya agar  saling membantu dalam kehidupan yang bahagia.

Bagi anak anaknya Bapak Tarsan  adalah sosok pelindung dan penyayang,  baik secara fisik maupun psikis. Sebagai sosok ayah yang baik mampu memberikan dukungan secara emosional kepada anak,  sehingga  berpengaruh pada kemampuan kognitif dan sosial  anak anaknya.

Pada usia 74 tahun 2 bulan tepatnya pada hari Selasa, 07 Februari 2017/10 Jumadil awal 1438 Hijriah  pukul 16.00 WIB beliau dipanggil oleh Yang Maha Kuasa, semoga ditempatkan di Syurga nya Allah SWT,  Aamiin.

Sepeninggal ayah terbaik, kedua anaknya berusaha untuk bangkit dan menggantikan tugas  ayah untuk merawat ibunda tercinta dengan penuh keiklasan,  menjaga dan melindungi secara fisik dan psikis serta  membahagiakannya. Harapan tinggal harapan, keputusan ada di tangan Allah SWT , ibunda tercintapun dipanggil oleh Yang Maha Kuasa pada usia 70 tahun 5 bulan tepatnya pada hari Jumat,  5 Oktober 2018/25 Muharam 1440 Hijriah pukul 18.30 WIB. semoga almarhumah diterima amal kebaikannya diampuni segala klesalahannya dan ditempatkan di Syurga Nya Allah SW,  Aamiin .

Lebih baru Lebih lama