Oleh : Edi Cahyadinata
Ibu merupakan seorang wanita yang menikah dan
melahirkan anak, menjadi orang yang pertama menjalin ikatan batin dan emosi
pada anak dan juga sebagai sentral dalam perkembangan awal anak dengan memiliki
sifat-sifat keibuan yaitu memelihara, menjaga dan merawat anak
Ibu adalah satu sosok yang bisa menerima
baik dan buruknya anak dengan tulus, iklas dan sabar. Dengan segala
keterbatasan yang ada dalam dirinya, ibu akan tetap memberikan yang terbaik
untuk anaknya. Jika ingin doamu terkabul, mintalah restu ibumu. Ridho Tuhan
tergantung pada ridho ibu.
Ibu adalahsosok orang tua yang mulia. Bahkan
dalam Islam, seorang ibu dipandang lebih mulia dibandingkan ayah, meskipun
keduanya harus menjadi orang yang paling dihormati oleh setiap anak. Bertepatan
dengan tanggal 22 Desember 2022, diperingati sebagai Hari Ibu
Peranan ibu terhadap anak sangat besar terutama
dalam membimbing kehidupan. Ibu sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di
saat anaknya masih bayi hingga dewasa, bahkan sampai anak yang sudah dilepas
tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain seorang ibu tetap berperan
dalam kehidupan anaknya.
Ibu dalam keluarga memegang berbagai
peranan penting. Ibu juga sebagai “Menteri Pendidikan” bagi anak-anaknya,
mendidik dan mengajari tentang keyakinan beragama, adab dan norma, fisik dan
mental, intelektual, dan psikologi sehingga terbentuk kepribadian yang baik
dalam diri sang anak.
Begitu banyak tugas seorang ibu untuk kehidupan
keluarga. Apalagi sosok ibuku disamping tugas tugas rutin sebagai ibu di rumah,
beliau juga sebagai pencari nafkah membantu ayah. Pekerjaan yang dijalani oleh
ibuku sangat menantang dan penuh resiko, tapi pada diri beliau tidak ada
ketakutan atau kehawatiran terjadi sesuatu pada dirinya.
Pekerjaan ibuku dalam membantu ayah mencari
nafkah diantaranya menjadi penjual jengkol. Barang yang akan beliau jual itu
tidak didapatkan dari pasar akan tetapi didapatkan dari perkebunan atau hutan
yang dimana pohon jenggol berada.
Pagi hari ibuku sudah berangkat berjalan
kaki dengan jarak tempuh beberapa
kilometer ke hutan atau ke kebun dimana pohon jengkol berada yang sebelumnya menemui pemilik pohon jengkol
tersebut untuk transaksi, jika sudah ada kesepakatan jengkol dipanen dengan
menggunakann jasa orang untuk panennya. Sore hari panen jengkolpun selesai dan pulang , sampai di rumah
terkadang larut malam.
Besok paginya jengkol disortir antara yang
besar dan kecil, yang tua dan muda untuk membedakan harga jual. Sortiran
selesai, ibuku mulai menjajakan barang dagangannya di sekitar desa bahkan ke
luar desa.
Pernah kejadian yang luar biasa saat ibu
berjualan ke luar desa yang melewati sungai, ketika pulangnya sungai yang
dilewati ternyata banjir besar karena seharian hujan turun. Sesungguhnya ibuku
sudah ditunggu oleh ayah di sebrang sungai, karena gelap maka ibu tak melihat
ayah di sebrang sungai tersebut. Ayah juga berfikir ibu akan nginap di
saudaranya karena sudah malam dan sungai banjir besar, makanya ayah pulang ke
rumah meninggalkan ibu. Tak lama kemudian ibu datang dengan muka pucat karena
memaksa nyebrang sungai yang banjir besar pada malam hari. Beliau sempat marah
ke ayah karena tidak menjemput ke tepi sungai, akan tetapi ayah menceritakannya
sesungguhnya beliau menjemput di sebrang sungai dan ibupun memahaminya karena
gelap tidak terliat apapun.
Sungguh luar biasa keberanian ibuku, mampu
menyebrang sungai yang saat itu airnya sedang banjir besar, jarang ada orang
yang berani menyebrangi sungai saat sungai tersebut banjir, karena semangat dan
tekad ibuku yang bulat maka ibu mampu menyebrangi sungai dengan selamat.